Kisahku dengan seorang peramal



Senin 19 Juni 2022

Hari ini, saya berangkat dari rumah ke tempat kerja menggunakan jasa travel, sebelum berangkat ibu  telah mengingatkan saya agar tidak telat, karena jam sudah menunjukkan pukul 05.45, saya mengiyakan saran ibu sambil masih bersantai-santai mengemas barang yang akan dibawa. Jam 6 saya tiba di pinggir jalan lintas kota Padang-Bukittinggi diantar adek tetangga. Mungkin karma karena meremehkan nasehat ibu, saya baru dapat travel jam 06.15. dalam hati sudah was-was, pasti akan telat tiba di kampus. Travel yang saya naiki tipe kursi 7, saya duduk di belakang bersama seseorang yang masih muda, mungkin tentara karena terlihat dari postur tubuh dan baju seragamnya yang tertutup jaket dan langsung menanyakan profesi saya ketika saya akan duduk disampingnya, saya jawab pendek dan langsung membuka aplikasi Alquran di HP dan langsung membacanya untuk menghindari pertanyaan lainnya.

Mobilpun berhenti di Lubuk Alung, dan naiklah seorang wanita membawa koper yang ingin menuju bandara, tiba di persimpangan bandara, travel ini langsung menuju ke Bandara Internasional Minagkabau, saya dan pemuda di sebelah saya panik, karena jarum jam terus bergerak termasuk ibu-ibu di depan dan ditengah, untungnya si sopir bisa menghandle dengan ngebut memotong jalan. Setelah tiba di Halte UNP semua penumpang turun dari travel, saya menjadi penumpang tujuan akhir. saya menanyakan tujuan akhir si sopir dimana, dan beliau menjawab Simpang haru, karena mau mengantar paket titipan, Alhamdulillah berarti searah pak, jawab saya, 
" Dompet atau hp adek aman-aman saja kan? gak ada yang hilang kan?" tanya beliau, "Alhamdulillah aman semua pak" jawab saya

Maka tinggal lah saya dan sopir di dalam mobil, saya bergeser duduk ke bangku tengah, biar mudah saat turun nanti, selang beberapa saat, bapak sopir menanyakan nama saya, 
"Fatma pak" jawab saya, 

kata bapaknya nya, saat pertama melihat saya waktu menyetop travel, bapak ini kaget. 
"Fatma berarti alang merah".  
"Maksudnya pak"
" Suka sakit kepala kan?"
"gak juga pak"
"Anak pernah pacaran?"
"Ndak pak, tapi dulu sempat dekat dengan seseorang"  

Beliau mulai menebak-nebak jalan hidup saya, bahkan melihat garis tangan saya dari dekat sambil nyetir, dan yang disampaikan bapak ini hampir sama dengan apa yang saya alami, awalnya saya ragu melihatkan telapak tangan saya, karena sebelumnya beliau dapat telefon dari seorang wanita, dan dari hasil percakapannya, saya dapat menyimpulkan, bahwa si bapak menyuruh si penelpon agar pakai pagar diri, tujuannya biar disayang bos, karena si penelfon sering ditegur bosnya dan si penelfon disuruh Bapak ini  membawakan benda-benda aneh untuk disimpan di dompet, dari sini lah percakapan kami dimulai, lalu sopir menyimpulkan bahwa saya kena guna-guna oleh seseorang yang suka sama saya, saya akui, dulu pernah dekat dengan seseorang, tapi saya menolak untuk pacaran, dalam terawangan si sopir, dikatakan bahwa : 

"karena anak dalam dunia mimpi dipengaruhi dan dikelilingi setan, jadi setan harus dibalas dengan setan"
"maksudnya pak? "

"ya harus dilawan juga dengan caranya setan, kalo anak mau, bapak bisa membantu anak membuat pagar diri, agar tak ada yang mencelakai anak, kalo dikasih minum sama seseorang yang dikasih racun atau guna-guna, anak akan selamat. Kalo ingin melawan orang yang suka dengan anak ini, temui bapak, dan bawa syarat 7 helai daun sirih, 7 helai daun sitawa, dll",
saya lupa nama-namanya,  

"nanti bakal bapak bantu lewat mimpi. Kalo dalam mimpi anak merasa ada yang mijit, berarti obatnya beraksi"

Saya bingung, nelan ludah, meski gak ada ludah karna lagi puasa, Saya shock dan mengucap istighfar berulang-ulang, antara percaya dan tidak percaya, namun semua saya serahkan pada Allah. Lantas bapak itu mengajukan satu syarat, agar selalu aman dimanapun berada, lalu saya tanyakan sengaja buat nguji bapaknya, apa syaratnya itu pak?, meski dalam hati saya sudah tahu bahwa ini syirik, bapaknya mengatakan 

"anak harus menjaga sholat dan tetap terus berdoa

dalam hati saya berfikir lagi, ini kemusyrikan berbalut islami ni, biar tampak islam, padahal udah jelas syirik. Namun yang membuat saya tidak tenang, karena ciri-ciri kena sihir yang dikatakan bapak ini  saya rasakan, beberapa kali mimpi dikejar ular besar, bahkan ularnya bertambah besar, mimpi melihat banyak pocong juga sering saya alami, dan balik kepada diri sendiri, saya hanya berhusnuzon untuk tidak menggangu pikiran saya sendiri. Agar tidak menyudutkan bapaknya, saya hanya menjawab ringkas, 

"insyaAllah sholat dan doa selalu saya jaga pak, namanya hidup pak, ada yang suka adapula yang tidak suka"

"Tapi kalo garis hidupnya bagus nak, istilahnya sengsara membawa nikmat"

Saya mikir lagi, maksud bapaknya ini apa ya, nakut-nakutin, tapi akhirnya menghibur, namun satu kesimpulan saya, saat saya melihat wajah bapaknya dari kaca depan, bapak ini menyeramkan.




Banyak percakapan yang kami bahas, namun tidak jauh dari hal-hal mistis yang banyak tidak saya ketahui, saya hanya mengiyakan ungkapan-ungkapan bapak ini agar tidak muncul pertanyaan-pertanyaan lainnya. Alhamdulillah mobilpun merapat ke pinggir jalan dan saya turun, membayar ongkos sambil mengucapkan terimakasih. Saya langsung menyetop angkot merah menuju tempat kerja dan pada akhirnya saya telat dua menit. Jam digital kampus yang menempel besar di dinding gedung menunjukkan 07.17. Ah benar ibu, lalai sedikit saja dengan nasehat ibu, pasti dapat terus karmanya.


Post a Comment

0 Comments