Terjemahan Kitab Ayyuhal walad (09) Tujuan dari Ibadah
KAJIAN KITAB AYYUHAL WALAD
Al Ghazali
(09)
Tujuan dari Ibadah
أَيُّهَا الْوَلَدُ، خُلَاصَةُ الْعِلْمِ أَنْ تَعْلَمَ الطَّاعَةَ وَالْعِبَادَةَ مَا هِيَ، إِعْلَمْ أَنَّ الطَّاعَةَ وَالْعِبَادَةَ مُتَابِعَةُ الشَّارِعِ فِى الْأَوَامِرِ وَالنَّوَاهِى بِالْقَوْلِ وَالْفِعْلِ، يَعْنِى كُلَّ مَا تَقُوْلُ وَتَفْعَلُ وَتَتْرُكُ يَكُوْنُ بِاقْتِدَاءِ الشَّرْعِ كَمَا لَوْ صُمْتَ يَوْمَ الْعِيْدِ وَأَيَّامَ التَّشْرِيْكِ تَكُوْنُ عَاصِيًا أَوْ صَلَّيْتَ فِيْ ثَوْبٍ مَغْصُوْبٍ وَإِنْ كَانَتْ صُوْرَةَ عِبَادَةٍ تَأْثَمُ
Wahai anakku, inti sari ilmu adalah kamu mengerti tentang apa itu ta'at dan ibadah. Ketahuilah sesungguhnya ta'at dan ibadah itu mengikuti syariat di dalam perintah-perintah dan larangan-larangan baik ucapan maupun perbuatan. Yakni setiap apa yang kamu katakan, lakukan, dan tinggalkan harus mengikuti syariat sebagaimana jika kamu puasa di hari id (hari raya) dan ahri-hari tasyriq maka kamu bermaksiat atau kamu melakukan sholat dengan paikan hasil ghasab. Meskipun demikian itu adalah bentuk ibadah, maka kamu tetap berdosa.
أَيُّهَا الْوَلَدُ، يَنْبَغِى لَكَ أَنْ يَكُوْنَ قَوْلُكَ وَفِعْلُكَ مُوَافِقًا لِلشَّرْعِ إِذِ الْعِلْمُ وَالْعَمَلُ بِلَا اقْتِدَاءِ الشَّرْعِ ضَلَالَةٌ، وَيَنْبَغِى لَكَ أَلَّا تَغْتَرَّ بِالشَّطْحِ وَالطَّامَّاتِ الصُّوْفِيَّةِ لِأَنَّ السُّلُوْكَ هٰذَا الطَّارِيْقُ يَكُوْنُ بِالْمُجَاهَدَةِ وَقَطْعِ شَهْوَةِ النَّفْسِ وَقَتْلِ هَوَاهَا بِسَيْفِ الرِّيَاضَةِ لَا بِالطَّامَّاتِ والتُّرَّهَاتِ
Wahai anakku, selayaknya bagimu jika ucapan dan perbuataanmu sesuai dengan syariat, karena sesungguhnya ilmu dan amal tanpa mengikuti syariat adalah sesat. Dan selayaknya bagimu untuk tidak tertipu dengan keanehan dan hal-hal menakjubkan orang-orang sufi, karena sesungguhnya menempuh jalan ini harus dengan mujahadah, memutus syahwat diri, dan membunuh hawa nafsu dengan pedang riyadloh (latihan atau tirakat), tidak dengan hal-hal menakjubkan dan bualan-bualan.
وَاعْلَمْ أَنَّ اللِّسَانَ الْمُطْلَقَ وَالْقَلْبَ الْمُطْبِقَ الْمَمْلُوْءَ بِالْغَفْلَةِ وَالشَّهْوَةِ عَلَامَةُ الشَّقَاوَةِ، فَإِذَا لَمْ تَقْتُلِ النَّفْسَ بِصِدْقِ الْمُجَاهَدَةِ فَلَنْ يَحْيَ قَلْبُكَ بِأَنْوَارِ الْمَعْرِفَةِ
Dan ketahuilah, sesungguhnya lisan yang lepas (tak terkendali) dan hati yang terkunci yang dipenuhi dengan lupa dan syahwat adalah tanda celaka. Ketika kamu tidak membunuh nafsu dengan mujahadah yang sungguh maka hatimu tidak akan hidup dengan cahaya-cahaya makrifat.
(Ekstase Karena Allah Tidak Dapat Diperoleh Dengan Sekedar Teori)
وَاعْلَمْ أَنَّ بَعْضَ مَسَائِلِكَ الَّتِيْ سَأَلْتَنِيْ عَنْهَا لَا يَسْتَقِيْمُ جَوَابُهَا بِالْكِتَابَةِ وَالْقَوْلِ، إِنْ تَبْلُغْ تِلْكَ الْحَالَةَ تَعْرِفْ مَا هِيَ وَإِلَّا فَعِلْمُهَا مِنَ الْمُسْتَحِيْلَاتِ لِأَنَّهَا ذَوْقِيَّةٌ، وَكُلُّ مَا يَكُوْنُ ذَوْقِيًّا لَا يَسْتَقِيْمُ وَصْفُهُ بِالْقَوْلِ كَحَلَاوَةِ الْحُلْوِ وَمِرَارَةِ الْمُرِّ لَا تُعْرَفُ إِلَّا بِالذُّوْقِ، كَمَا حُكِيَ أَنَّ عِنِّيْنًا كَتَبَ إِلٰى صَاحِبٍ لَهُ أَنْ عَرِّفْنِيْ لَذَّةَ الْمُجَامَعَةِ كَيْفَ تَكُوْنُ فَكَتَبَ لَهُ جَوَابَهُ يَا فُلَانُ إِنِّيْ كُنْتُ حَسَبْتُكَ عِنِّيْنًا فَقَطْ، وَالْأنَ عَرَفْتُ أَنَّكَ عِنِّيْنٌ وَأَحْمَقُ، لِأَنَّ هٰذِهِ اللَّذَّةَ ذَوْقِيَّةٌ إِنْ تَصِلْ إِلَيْهَا تَعْرِفُ وَإِلَّا لَا يَسْتَقِيْمُ وَصْفُهَا بِالْقَوْلِ وَالْكِتَابَةِ
Ketahuilah sesungguhnya sebagian masalahmu yang kamu tanyakan padaku, jawabannya
tidaklah dapat dijelaskan hanya dengan tulisan dan ucapan. Jika kamu sampai pada keadaan itu, maka kamu akan mengerti apa itu, jika tidak maka mengetahuinya merupakan hal yang mustahil karena itu adalah urusan rasa. Dan setiap urusan rasa, menyifatinya tidaklah dapat dijelaskan dengan ucapan seperti manisnya sesuatu yang manis dan pahitnya sesuatu yang pahit, kamu tidak akan mengerti kecuali merasakannya. Sebagaimana diceritakan bahwa seorang yang impoten mengirim surat kepada temannya, "Beritahu aku tentang nikmatnya bersetubuh, bagaimakah nikmatnya ?". Lalu temannya itu menulis jawaban padanya, "Wahai fulan, sesungguhnya aku sudah mengira bahwa kamu hanya impoten saja, dan sekarang aku tahu bahwa kamu impoten dan juga bodoh". Karena sesungguhnya nikmatnya rasa ini adalah jika kamu merasakannya maka kamu akan mengerti, dan jika tidak maka menyifatinya tidak dapat dijelaskan hanya dengan ucapan dan tulisan.
Untuk Kitabnya Download Disini
Untuk Kitab Makna pesantren Download Disini
Kajian Selanjutnya>>
Post a Comment for "Terjemahan Kitab Ayyuhal walad (09) Tujuan dari Ibadah"