Catatan rekornya tak pernah terkalahkan dalam 36 laga. Tim Tango itu menang 17 kali dan seri 19 kali. Digadang-gadang sebagai salah satu tim elite yang akan mengamankan trovi Piala Dunia 2022 ke negaranya.
Tetapi di bawah asuhan Scaloni berhasil memenangi banyak laga. Tercatat dalam 49 laga, sang juru racik itu 33 kali menang, 12 kali imbang dan 4 kali kalah.
Catatan apik lainnya, tidak banyak kebobolan dan mencetak banyak gol. Pada lima pertandingan sebelum Piala Dunia mereka mencatatkan lima clean sheet dan mencetak 16 gol. Belum pernah merasakan kekalahan sejak kalah dari Brasil di final Copa America 2019.
Kekalahan atas Arab Saudi mengagetkan jagat sepak bola. Arab Saudi membuat kemajuan di turnamen ini. Sebab jika melihat pada urutan ranking Fifa, Arab Saudi berada di nomor 51 sedangkan Argentina berada di nomor 3 dunia.
Keberuntungan masih berada di pihak Arab Saudi. Seandainya Messi atau Lautaro Martinez mengatur waktu serangan mereka lebih baik, itu bisa menjadi 4-0.
Tetap kompetitif, Arab Saudi memanfaatkan momen mereka dengan cara yang spektakuler.
Al-Shehri menemukan sudut bawah jaring Emi Martinez, Salem Al Dawsari menemukan bagian atas. Keduanya melakukan penyelesaian yang kejam, masing-masing merupakan pukulan bagi Argentina yang membuat mereka tersungkur.
Mereka datang ke Arab Saudi dan mengancam dengan semakin putus asa mencari jalan kembali, tetapi pada setiap kesempatan seorang pria berbaju hijau mengulurkan anggota tubuh untuk menjegal atau melemparkan tubuh itu untuk memblokir.
Delapan menit ditambahkan pada akhirnya dan hampir 14 menit dimainkan, sebagian besar di babak pertama Arab Saudi dan diiringi dengan teriakan kegembiraan dan kesedihan dari penonton.
Peluit akhir menegaskan hal yang sulit dipercaya dan membuat tim asuhan Herve Renard tergila-gila. Mereka adalah tim non-Eropa pertama yang mengalahkan Argentina di Piala Dunia sejak Kamerun pada 1990.
Argentina menjadi korban kejutan terbesar dalam sejarah Piala Dunia. Sejarah pernah mencatat kekalahan Inggris dari Amerika Serikat pada 1950 dan Jerman Barat kalah dari Aljazair pada 1982.
Rupanya tim elite bertabur bintang tak menjamin kemenangan mutlak baginya. Selalu ada kejutan di dalam lapangan. Tak pernah diprediksi. Tak satu pun menginginkan kekalahan, namun faktanya harus ada yang kalah dalam permainan.*
0 Comments